Kedua
sifat; syukur dan sabar itu seolah berpasang-pasangan yang saling mengisi satu
dengan yang lainnya. melalui dua sifat tersebut Allah hendak menjadikan para
hambanya sebagai orang yang berpeluang sama untuk mendapat ridhonya. bagi
hambanya yang diberi karunia nikmat maka syukur adalah media untuk mendekatkan
diri kepada Allah, sebaliknya bagi hamba Allah yang dirundung kesusahan maka
sabar adalah salah satu media untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.
Sabar dan
syukur juga diisyaratkan oleh Allah seperti orang berjalan, antara kiri dan
kanan bergantian, tidak pernah kita jumpai orang yang berjalan selalu kaki kanan
didepan atau sebaliknya kaki kiri selalu di depan. begitu juga ayunan
tangan, antara kanan dan kiri selalu bergantian, apabila kaki melangkah maka
tangan kanan yang mengayun ke depan dan begitulah seterusnya.
Semua itu
adalah ayat Allah yang tidak berupa teks yang menantang untuk kita baca, agar
kita semakin dalam rasa iman dan taqwa terutama terhadap takdir yang
diberlakukan Allah kepada kita semua.
Orang
yang bersyukur akan ditambahkan nikmat oleh Allah yang melimpah, al-Ghazali
membuat analogi, semua nikmat bagaikan binatang peliharaan, sedangkan syukur
adalah jodohnya, apabila binatang tersebut satu jodoh maka tidak menutup
kemungkinan akan kawin dan membuat anak-pinak dari nikmat-nikmat tersebut yang
akan ditambahkan,
وَإِذْ
تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ
عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan
ingatlah ketika Rabb-mu memberitahukan, jika kalian bersyukur niscaya Aku akan
tambah bagi kalian. Dan jika kalian kufur, sesungguhnya adzab-Ku itu amatlah
berat.” (Qs.
Ibrahim: 7)
Pahala sabar tidak terhitung, dan agaknya tak
heran jika pahala puasa hanya Allah yang mengetahui besar kecil, berkualitas
atau tidaknya puasa seseorang, karena di dalam puasa yang berlaku adalah
kesabaran, kesabaran menahan dahaga sampai pada waktu berbuka.
إِنَّمَا
يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya
orang-orang yang bersabar, pahala mereka tidak terhitung
MENSYUKURI NIKMAT ALLAH
Semenjak kita dalam
kandungan Ibu sampai kita lahir bahkan sampai hari Akhirat nantinya sorga
ataupun neraka Allah yang nama manusia tak luput dari Nikmat Allah Swt.Kalau
kita bicara tentang Nikmat Allah berarti kita tidak terlepas dari 4 perkara yang
harus kita ketahui selaku hamba Allah:
1. Dzat yang memberi Nikmat
2. Nikmat yang diberikan
3. Orang yang menerima Nikmat
4. Ucapan Syukur terhadap nikmat
yang diberikan Allah.
Ma’asyiral
Kaum Muslimin Rahimakumullah
1. Dzat yang memberikan nikmat
Dzat yang memberikan nikmat adalah Allah dialah
yang berkuasa menambah dan mengurangkan nikmat yang ada pada diri insan,kalau
Allah yang berkehendak untuk menambahnya maka tak seorang yang dapat menolaknya
dan begitu sebaliknya kalau Allah berkehendak untuk mencabut nikmat yang ada
pada manusia juga tak seorangpun yang mampu mempertahankannya kenapa
demikian….? Karna Iradatullah Fauqa Kulli Iradah (kehendak Allah
diatas segala kehendak), manusia hanyalah bisa berencana ingin ini dan itu
namun keputusannya terletak pada keputusan Allah meskipun sebelumnya perkara
itu telah diputuskan oleh Allah.
Meskipun kita telah memilki 1001 macam rencana
namun semua itu tidak berarti apa-apa kalau sipemberi nikmat tidak merestuinya,
Betapa banyak kita lihat orang tua sang anak menginginkan anaknya sekolah tinggi,
tapi tak semua orang Tua yang memperoleh keinginannya yang seperti itu bahkan
kadang kala sang anak tidak sadar bahwa oang tuanya telah bersusah payah
mencarikan nafkah demi keberhasilan anaknya tapi semua itu merupakan kehendak
sang pemberi Nikmat.
2. Nikmat yang diberikan
Allah
Secara garis besar nikmat yang diberikan Allah Swt kepada Ummat manusia terbagi dua yang pertama nikmat Ijad artinya mengadakan seuatu nikmat yang belum ada dan yang kedua nikmat Imdad yaitu nikmat yang diberikan Allah ada kelanjutanya, Nikmat yang paling diantara nikmat yang diberikan Allah itu adalah nikmat Iman dan kesehatan. Kalaulah manusia menghitung nikmat Allah yang ada meskipun dibantu oleh Computer dan alat teknologi canggih lainnya tak seorangpun yang sanggup menghitungnya, ranting-ranting dijadikan pena, daun-daun sebagai bukunya dan lautan sebagai tintanya tentu belum cukup untuk menuliskan nikmat Allah yang diberikan kepada manusia “ "وَ إِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةِ اللهِ dan jika kamu hitung nikmat Allah niscaya tak akan sanggup kamu menghitungnya”
Secara garis besar nikmat yang diberikan Allah Swt kepada Ummat manusia terbagi dua yang pertama nikmat Ijad artinya mengadakan seuatu nikmat yang belum ada dan yang kedua nikmat Imdad yaitu nikmat yang diberikan Allah ada kelanjutanya, Nikmat yang paling diantara nikmat yang diberikan Allah itu adalah nikmat Iman dan kesehatan. Kalaulah manusia menghitung nikmat Allah yang ada meskipun dibantu oleh Computer dan alat teknologi canggih lainnya tak seorangpun yang sanggup menghitungnya, ranting-ranting dijadikan pena, daun-daun sebagai bukunya dan lautan sebagai tintanya tentu belum cukup untuk menuliskan nikmat Allah yang diberikan kepada manusia “ "وَ إِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةِ اللهِ dan jika kamu hitung nikmat Allah niscaya tak akan sanggup kamu menghitungnya”
3. Orang yang menerima
nikmat Allah
Sikap manusia dalam
menerima Nikmat Allah tidaklah sama. Ada orang yang menerima nikmat Allah.
Ketika dia telah menerima nikmat yang diberikan Allah lalu dia tidak ingat akan Dzat yang memberi nikmat dan ada pula orang yang ketika menerima nikmat dari
Allah dia ingat akan Dzat yang memberi nikmat kepadanya sehingga akan
terlancarlah dimulutnya kalimah-kalimah yang baik dan bernilai Ibadah disisi
Allah Swt. Nah orang yang seperti ini akan ditambah nikmatnya oleh Allah Swt. Sehingga dalam Surat Ibrahim ayat
7 Allah berfirman:
َلإِنْ شَكَرْتُمْ َلأَزِيْدَنَّا كُمْ وَ َلإِنْ كَفِرْتُمْ إِنَّا عَذَابىِ لَشَدِيْدٌ
"Sungguh
jika kamu syukuri nikmatku akanku tambah nikmat yang kuberikan kepadamu dan jika
kamu kufur terhadap nikmat yang kuberikan niscaya Azabku sangat pedih"
Kaum Muslimin wal muslimat
Rahimakumullah
4. Adanya
Ucapan Syukur terhadap nikmatnya
Nah kewajiban kita selaku orang Mukmin dengan berdasarkan ayat diatas adalah Mensyukuri Nikmat Allah yang diberikannya kepada kita dan salah satu tanda - tanda orang yang mensyukuri nikmat Allah lahirnya ucapan-ucapan baik pada mulutnya, contoh kecilnya saja ketika kita akan makan diawali dengan Bismillah dan ketika telah selesai makan ataupun minum diakhiri dengan Alhamdulilla ini adalah satu contoh sikap orang yang mensyukuri nikmat Allah Swt.
Lafaz yang menyatakan Syukur kepada Allah sangatlah banyak salah satunya yang paling baik adalah lafaz Pujian yakni Alhamdulillah lafaz ini apabila dibaca oleh seorang yang beriman dia ringan pada lidah namun sangatlah berat pada timbangan artinya Mudah diucapkan dan banyak, nilai ibadahnya disisi Allah Swt.
Dan salah satu contoh lagi menandakan orang yang bersyukur kepada Allah adalah dia mau berterima kasih kepada sesama manusia ketika orang lain memberikan sesuatu yang bermanfa’at baginya apakah itu perkara dunia apalagi urusan akhirat.
Nah kewajiban kita selaku orang Mukmin dengan berdasarkan ayat diatas adalah Mensyukuri Nikmat Allah yang diberikannya kepada kita dan salah satu tanda - tanda orang yang mensyukuri nikmat Allah lahirnya ucapan-ucapan baik pada mulutnya, contoh kecilnya saja ketika kita akan makan diawali dengan Bismillah dan ketika telah selesai makan ataupun minum diakhiri dengan Alhamdulilla ini adalah satu contoh sikap orang yang mensyukuri nikmat Allah Swt.
Lafaz yang menyatakan Syukur kepada Allah sangatlah banyak salah satunya yang paling baik adalah lafaz Pujian yakni Alhamdulillah lafaz ini apabila dibaca oleh seorang yang beriman dia ringan pada lidah namun sangatlah berat pada timbangan artinya Mudah diucapkan dan banyak, nilai ibadahnya disisi Allah Swt.
Dan salah satu contoh lagi menandakan orang yang bersyukur kepada Allah adalah dia mau berterima kasih kepada sesama manusia ketika orang lain memberikan sesuatu yang bermanfa’at baginya apakah itu perkara dunia apalagi urusan akhirat.
Pernah dalam sebuah Hadistnya Rasulullah
bersabda:
لاَ
يَشْكُرُ اللهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَاسَ (
رواه )
Artinya:Tidaklah
dinamakan bersyukur kepda Allah orang yang tidak berterima lkasih kepada sesame
manusia
( HR. )
Kaum muslimin walmuslilmat Rahimakumulla
Sepanjang
uraian diatas dapatlah kita ambil kesimpulan:
1. Marilah kita Mensyukri nikmat Allah yang telah
diberikannya kepda kita dengan jalan menta’ati segala perintahnya dan
meninggalkan segala larangannya karna dengan itulah seorang manusia akan
memperoleh derajat yang paling mulia disisi Allah Swt.
2. berdasarkan surat Ibrahim ayat 7 manmusia
akan diazab apabila dia meninggalkan syukur kepada Allah Swt. Namun sebaliknya
apabila kita bersyukur tentu nikmat yang ada akan ditambah oleh Allah Swt.
Good nigh
selamat malam
Good
morning selamat pagi
Saya sudahi dengan salam
Semoga kita berjumpa lagi
بِاللهِ تَوْفِيْقُ وَ
الْهِدَايَةُ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ
اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ
Wasalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar