Segala
puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga sentiasa tercurah kepada Rasulullah
Muhammad SAW. Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan syukur kepada Allah yang
telah menunjuki kita untuk hidup di jalan Islam, jalan lurus, jalan yang di
ridhoi oleh Allah SWT, jalan bagi hamba-hambanya yang diselamatkan di dunia dan
di akherat. Sungguh Allah telah berfirman yang artinya :
.
………….Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu……(QS. Al-Maaidah[5]: 3)
.
Al-Qur’an
telah dijadikan oleh Allah sesuatu yang jelas dan dimudahkan untuk dibaca,
dimengerti dan diamalkan
Dia-lah
yang menurunkan Al-Kitab (al-Qur’an) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada
ayat-ayat yang muhkamat itulah pokok-pokok isi al-Qur’an dan yang lain
(ayat-ayat) mutasyaabihaat)………….(QS. Ali-’Imran[2]: 7)
Dan
sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang
yang mengambil pelajaran. (QS. Al-Qamar: 22)
.
Al-Qur’an
akan terasa dingin sejuk dan menenteramkan bagi orang-orang yang rajin di jalan
kebenaran atau bagi mereka yang ingin kembali menempuh kepada jalan kebenaran.
Katakanlah:”Berimanlah
kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya
orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila al-Qur’an dibacakan
kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, (QS.
Al-Israa’: 107)
dan mereka berkata:”Maha suci Tuhan kami; sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi”. (QS. Al-Israa’: 108)
dan mereka berkata:”Maha suci Tuhan kami; sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi”. (QS. Al-Israa’: 108)
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, adalah orang-orang yang apabila
diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih
serta memuji Tuhannya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. (QS. As-Sajdah:
15)
.
Namun
Al-Qur’an akan menjadi Sesuatu yang tidak menarik dan terasa sesak dan
menyusahkan bagi mereka yang masih senang bergelimang dalam dosa dan masih
mabuk dengan perbuatan dosa, bahkan menjadi kesusahan bagi orang-orang yang
berteman dengan syaitan
Dan
apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling dengan menyombongkan
diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua
telinganya; maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih. (QS.
Luqmaan: 7)
Mereka
berkata:”Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami
kepadanya dan di telinga kami ada sumbatan dan di antara kami dan kamu ada
dinding, maka bekerjalah kamu; sesungguhnya kami bekerja (pula)”. (QS.
Fushshilat: 5)
Dan
al-Qur’an itu bukanlah dibawa turun oleh syaitan-syaitan. (QS. Asy-Syu’araa’:
210)
Dan tidaklah patut mereka membawa turun al-Qur’an itu, dan merekapun tidak akan kuasa. (QS. Asy-Syu’araa’: 211)
Sesungguhnya mereka benar-benar dijauhkan daripada mendengar al-Qur’an itu. (QS. Asy-Syu’araa’: 212)
Dan tidaklah patut mereka membawa turun al-Qur’an itu, dan merekapun tidak akan kuasa. (QS. Asy-Syu’araa’: 211)
Sesungguhnya mereka benar-benar dijauhkan daripada mendengar al-Qur’an itu. (QS. Asy-Syu’araa’: 212)
Bahkan
bila dosa telah meliputi diri seseorang dan sudah merasa senang dan mendapatkan
keuntungan-keuntungan dengan perbuatan dosa, biasanya mereka akan menjadi
manusia yang berusaha menghalang-halangi orang-orang yang akan menempuh jalan
yang lurus (Al-Qur’an ) dan bahkan membuat jalan yang lurus dibuat-buat menjadi
bengkok.
Katakanlah:”Hai
Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang
telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan”.
Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. (QS. Ali-’Imran: 99)
(yaitu)
orang-orang yang menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan
agar jalan itu menjadi bengkok, dan mereka kafir kepada kehidupan akhirat”.
(QS. Al-A’raaf: 45)
(yaitu)
orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat, dan
menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah
itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh. (QS. Ibraahiim: 3)
.
Begitu
mudahnya Allah memilah milah umat manusia. Bila seseorang merasakan kelezatan
dengan belajar Al-Qur’an maka mereka adalah orang-orang yang biasa hidup dalam
kebaikan, sehingga kebaikan yang datangnya dari Allah (Al-Qur’an) akan terasa
menenteramkan hatinya. Sebaliknya orang-orang yang terbiasa berbuat mengabaikan
kebenaran, melampaui batas, sombong, ingkar, sering berbuat dosa dan kejahatan,
Al-Qur’an akan menjadi sesuatu yang susah dan menyesakkan hati.
Begitulah
pula bagaimana Rasulullah dan para sahabatnya yang telah menjadi barometer
keutamaan dan kemuliaan manusia di jaman nya hingga jaman datangnya hari
Qiyamat. Mereka adalah orang-orang yang amat mencintai Al-Qur’an untuk dibaca,
dipahami dan diamalkan dan didakwahkan. Bila seseorang dengan kesibukan di
jaman hari ini, hatinya terus menerus terpanggil dengan Al-Qur’an, untuk
dicintai, dipelajari dan diamalkan, dan didakwahkan, maka hati orang tersebut
masih dalam fitroh kebenaran.
.
Namun
bila dalam jaman yang sesibuk ini, kesibukan-kesibukan kehidupannya telah
melunturkan kecintaanya kepada Al-Qur’an, berarti mereka telah menempuh jalan
yang salah, jalan yang menjauhkan manusia dari Allah, jalan menuju kesesatan.
Dan
sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat benar-benar
menyimpang dari jalan (yang lurus). (QS. Al-Mu’minuun: 74)
Kecintaan
sahabat-sahabat Rasulullah kepada Al-Qur’an benar-benar merupakan bukti nyata
kenikmatan dan kebahagiaan yang beliau-beliau rasakan di dalam dada. Segala
keutamaan yang ada pada diri sahabat Rasulullah SAW tersebut bisa kita wujudkan
dalam diri kita umat Islam dan kita wariskan turun temurun kepada
generasi-generasi selanjutnya, agar dengan itu Rahmat Allah terus menerus turun
bagi kehidupan umat manusia di muka bumi.
.
Dapat
dibayangkan betapa susahnya manusia yang hidup tanpa rahmat Allah, dan terus
menerus ditipu syaitan atau ditipu oleh manusia-manusia penipu. Untuk kemudian
menjauh dari rahmat Allah. Sungguh kita perlu terus menerus berpegang teguh kepada wasiat Allah
yang artinya:
dan bahwa
(yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu
mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah
kepadamu agar kamu bertaqwa. (QS. Al-An’aam: 153)
Dan juga
wasiat Rasulullah SAW kepada kita semua yang artinya :
Aku
tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan
dengannya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan sunnah Rasulullah SAW. (HR. Muslim)
Apabila
seorang ingin berdialog dengan Robbnya maka hendaklah dia membaca Al Qur’an.
(Ad-Dailami dan Al-Baihaqi)
Sebaik-baik
kamu ialah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)
Orang
yang dalam benaknya tidak ada sedikitpun dari Al Qur’an ibarat rumah yang
bobrok. (Mashabih Assunnah)
.
Bila kita
melazimi kebiasaan baik sahabat-sahabat Rasulullah SAW ini maka kitapun akan
mendapatkan keutamaan-keutamaan para sahabat sebagaimana dalam firman Allah
yang artinya:
……..tetapi
Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam
hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan.
Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, (QS. Al-Hujuraat: 7)
Setiap
hari bila kita hendak pergi bertemu dengan orang banyak, kita selalu berusaha
bercermin terlebih dahulu. Agar kita bisa tampil dengan penuh kerapihan dan
keindahan. Demikian pula bila kita setiap hari bercermin dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah,
maka kita akan dapat pula merapikan dan menyempurnakan jiwa-jiwa kita, sehingga
hidup selalu dalam keindahan ilmu, iman dan amal sholih. Wallahu’alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar