Menggapai Kembali Ketinggian Dan Kemuliaan Yang Hampir Sirna
Segala
Puji Bagi ALLOH, Dialah Tuhan semesta alam, Tuhan yang Maha Agung, Tuhan Yang
Maha Tinggi, Tuhan Yang Maha Mulia, Tuhan Langit Dan Bumi, Tuhan yang Kekal
Abadi, Tiada Sekutu bagi-Nya, Allah Maha Besar dari Segala Yang Besar.
Sholawat
dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga,
sahabat dan seluruh pengikut beliau yang senantiasa mengikuti jalan
petunjukNya. Salam untuk seluruh Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya.
ALLOH
telah berfirman dalam S Ali Imron ayat 26 dan 27
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاء وَتَنزِعُ
الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاء وَتُعِزُّ مَن تَشَاء وَتُذِلُّ مَن تَشَاء بِيَدِكَ
الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿٢٦﴾ تُولِجُ اللَّيْلَ فِي
الْنَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ
الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الَمَيَّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَن تَشَاء بِغَيْرِ
حِسَابٍ ﴿٢٧﴾
Katakanlah:”Wahai
Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau
kehendaki dan engkau cabut kerajaan dari orang yang engkau kehendaki. Engkau
muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki.
Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas
segala sesuatu. (QS. 3:26)
Engkau
masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang kepada malam. Engkau
keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang
hidup. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)”.
(QS. 3:27)
Perlu
disadari oleh seluruh umat Islam, bahwa ALLOH menggelar langit dan bumi adalah
memiliki tujuan yang satu, yaitu agar semua ciptaan-Nya bertasbih dan
bersujud menggagungkan dan memuliakan ALLOH SWT. Dialah Tuhan Yang Maha Suci,
Tuhan Yang Maha Perkasa dan Maha Mulia, Maha terpuji.
Manusia
diciptakan, diberi aqal, diberi hati, diberi indra, dan diberi kemampuan untuk
mengekplorasi fasilitas hidup, semua itu adalah sarana. Namun tujuan utama
adalah, setelah manusia berlelah-lelah membangun fasilitas hidup maka
sebenarnya fasilitas hidup itu adalah sarana untuk hidup. Dan aktifitas hidup
yang paling Sentral adalah agar manusia melihat tanda-tanda keagungan ALLOH,
dan kemudian rajin untuk beribadah, bertasbih mengagungkan ALLOH, sebagaimana
firman-Nya
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ وَإِن
مِّن شَيْءٍ إِلاَّ يُسَبِّحُ بِحَمْدَهِ وَلَـكِن لاَّ تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ
إِنَّهُ كَانَ حَلِيماً غَفُوراً ﴿٤٤﴾
Langit
yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak
ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak
mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha
Pengampun. (QS. 17:44)
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَمَن فِي
الْأَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ
وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِّنَ النَّاسِ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ
وَمَن يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِن مُّكْرِمٍ إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا
يَشَاءُ ﴿١٨﴾
Apakah
kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di
bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang melata
dan sebagian besar daripada manusia Dan banyak di antara manusia yang telah
ditetapkan azab atasnya. Dan barang siapa yang dihinakan Allah maka tidak
seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia
kehendaki. (QS. 22:18)
ALLOH
berkehendak menciptakan manusia adalah untuk selalu bertasbih dan bersujud
memuliakan ALLOH SWT, Baik dalam diri manusia dalam bentuk ibadah-ibadah
ataupun dalam bentuk ketaatan-ketaatan yang telah ALLOH tetapkan dalam segala
firman-Nya.
Bila
manusia tidak pandai mensucikan diri maka manusia akan memasuki jalan
kesesatan, dan bila manusia telah tersesat maka mereka pasti memasuki
jalan-jalan kehinaan dan bila jalan-jalan kehinaan telah ditempuh maka manusia
hancur di dalam jurang kenistaan.
Berapa
banyak manusia-manusia yang telah terhina dan sedang meluncur jatuh dalam
kehancuran, namun masih terus menerus melekat dalam diri mereka kesombongan dan
kebanggaan. Kita berlindung kepada ALLOH dari keadaan yang demikian.
Zaman
hari ini betapa banyak manusia-manusia yang mereka lupa mensucikan diri dan
melupakan beribadah kepada ALLOH namun kemudian mereka dibuat sangat
senang dan terlihat dengan sangat bangganya mengisi kehidupan dengan sibuk
mengumpulkan kemewahan dunia, sibuk membanggakan diri dengan capaian-capaian
kemewahan dunia, dan terus menerusnya hidupnya diisi dengan bermain-main dengan
sesuatu yang melalaikan kehidupan akheratnya.
Betapa
banyak manusia yang telah keblinger, mereka telah lupa diri bahwa diri-diri
mereka berasal dari air mani yang sangat lemah, mereka seolah tidak sadar bahwa
mereka sedang hidup diatas bulatan mahma panas yang siap menelan mereka.
Dan bahkan mereka mereka lupa dan lalai akan segala macam bahaya yang
sewaktu-waktu bisa datang dari segala arah kepada mereka.
Demikian
fatal jiwa manusia yang telah tersesat. Manusia yang seharusnya sibuk di dunia
ini dengan bertasbih dan besujud kepada ALLOH yang Maha Agung, namun ketika
manusia mengotori diri maka manusia telah menempuh jalan mencelakakan
diri, dan menghancurkan diri sendiri. Fasilitas dan nikmat ALLOH yang melimpah
ruah dimuka bumi digunakan untuk menghancurkan diri sendiri.
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ
أُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ ﴿١٩﴾ لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ
الْجَنَّةِ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ ﴿٢٠﴾
Dan
janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang
yang fasik. (QS. 59:19)
Tiada
sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni
surga itulah orang-orang yang beruntung. (QS. 59:20)
Manusia
yang telah mengotori diri , dan kemudian bangga diri dengan jalan-jalan itu,
maka dipastikan manusia akan pasti menemui kehancuran yang tidak bisa bangkit
lagi. Sebelum manusia sampai kepada puncak kehinaan tersebut marilah Umat Islam
sadar diri, bahwa di tangan mereka telah dicurahkan nikmat ALLOH berupa
Kitab Suci Al-Qur’an dan juga Sunnah Nabi Muhammad SAW. Berisi petunjuk jalan
untuk menuju kemuliaan dan keselamatan.
Betapa
banyak kehidupan yang dulunya bersatu, damai dan mulia, telah berubah menjadi
kehidupan yang penuh pecah belah, penuh kekacauan dan penuh keadaan yang
menakutkan. Padahal fasilitas kehidupan jelas-jelas lebih banyak dan lebih
melimpah bahkan lebih mewah dan lebih siap memberikan kenikmatan dan
kesejahteraan, namun ternyata nikmat-nikmat tersebut bukan menjadi nikmat tapi
menjadi siksa.
Ketika
Umat Islam membiarkan diri-diri mereka mereka, keluarga-keluarga mereka dan
masyarakat mereka, mempersilahkan budaya-budaya yang dimurkai dan dikutuk oleh
ALLOH itu hadir di rumah-rumah mereka, hadir di hati-hati mereka, hadir di
tengah-tengah masyarakat mereka, dan dianggab sebagai sumber penghasilan yang
menakjubkan, maka kemudian kehinaan, kehinaan, kehinaan dan siksa datang dengan
terus menerus dan bertubi-tubi kepada mereka.
Bisa saja
estafet kebenaran Islam itu terputus dalam sebuah generasi, dan pasti
kejadian kesengsaraan yang panjang akan kembali berulang. Dijaman lampau
nikmat-nikmat dijaman kejayaan bangsa-bangsa di Nusantara telah pudar
menjadi pertikaian yang panjang dan sangat bangga dengan pertikaian itu.
Sejarah
telah memperlihatkan pertikaian yang terus menerus terjadi dan merupakan sesuatu
yang dibanggakan, dengan berbagai macam konsumsi adu kesaktian dan kanuragan
yang bertele-tele, dengan berbagai macam bentuk ilmu kesaktian dan jimat-jimat.
Manusia dibuat bangga diri dalam pertikaian. Dan kemudian harus bertekuk lutut
dibawah bangsa penjajah selama 350 tahun. Sebuah kehinaan yang disandang namun
menjadi kebanggaan di saat itu.
Kebanggaan
yang tidak pernah membuahkan kemuliaan, ketika manusia berusaha menguasai
kesaktian dan ilmu kanuragan untuk saling bertikai, hanyalah sebuah kebanggan
fatamorgana, ibarat semut-semut yang sedang terus menerus saling beradu, dan
sebuah perbuatan sia-sia, namun amat dibanggakan.
Demikianlah
nistanya dan hinanya serta remehnya aktifitas-aktifitas manusia yang telah
melupakan ALLOH dan kemudian hancur berkeping-keping dalam kehinaan yang
panjang tanpa bisa bangkit kembali.
Segala
puji bagi ALLOH, segala puji bagi ALLOH, segala puji bagi ALLOH, marilah kita
umat Islam kembali kepada jalan-jalan kesucian, jalan-jalan mulia, jalan-jalan
Bertasbih dan Bersujud kepada ALLOH SWT. Dia ALLOH Tuhan yang dapat
menghidupkan sesuatu yang telah mati. Dialah ALLOH yang bisa memuliakan sesuatu
yang dulunya telah jatuh terhina, dan Dia ALLOH yang dapat memberi nikmat tiada
putus-putus-Nya di dunia dan di akherat.
Marilah
kita lebih percaya kepada ALLOH Tuhan Pencipta semesta Alam. Dan janganlah
segala fasilitas kehidupan yang amat menakjubkan di zaman modern ini menjadikan
kita lupa kepada ALLOH SWT. Andaikan segala nikmat itu bisa dinikmati didunia
ini dengan melupakan ALLOH, maka itu adalah kenikmatan yang sangat sedikit,
nikmat yang amal kecil namun melalaikan.
Mari kita
umat Islam kembali kepada jalan yang membawa kita di beri kemuliaan oleh ALLOH,
jalan kesucian, jalan Bertasbih dan Bersujud menggagungkan ALLOH SWT. Jalan
mensucikan diri dari dosa. Karena ALLOH adalah Tuhan yang Maha Suci dan Maha
Mulia. Kita tidak akan pernah bisa bertasbih dan bersujud kepada ALLOH kecuali
kita harus mensucikan diri. Menjauhi segala perbuatan DOSA, dan jalan
itulah yang dapat membangun kembali Ketinggian dan Kemuliaan makhluq manusia
yang haqiqi.
Segala puji
bagi ALLOH, Segala puji bagi ALLOH, Segala puji bagi ALLOH, kita berdoa
kepada-Nya semoga kita di tetapkan oleh-Nya menjadi hamba-Nya yang selalu rajin
untuk bertasbih dan bersujud kepada ALLOH di dunia dan di akherat dalam
ampunan-Nya, perlindungan-Nya dan Rahmat-Nya dan dalam curahan segala nikmat
karunia-Nya ..aamien. Wallohu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar